RSS

Warna Luntur? NO WAY!

Eits, maksudnya bukan iklan deterjen lho! Kasusnya sering terjadi ketika mencetak hasil karya. Ketika di komputer, warnanya sudah oke banget. Tapiii, pas dicetak... LHOO, KOK?? Warnanya berubah?!! Entah warnanya jadi makin gelap, atau terlalu terang, bahkan malah berubah warna! Nah lho, terpaksa deh mengobrak-abrik karya demi menyesuaikan standard warna printer. Dan hal ini butuh waktu tidak sedikit, terutama kalau kamu menggunakan komposisi warna yang kompleks. Coba bayangkan kalau waktunya mepet? Waduh, gawat deh! Malah bikin kebakaran jenggot dan emosi tidak karuan!


Sebelum si printer jadi korban pelampiasan kemarahan, mendingan tenangin diri dulu deh. Daripada total kerusakan makin besar, masalah malah tambah runyam. Berpikirlah supaya di masa mendatang tidak terjadi hal seperti ini lagi. Memang warna di layar komputer dan hasil cetak di printer seringkali tidak sesuai. Hal ini bisa disebabkan karena:
  • Jenis dan Setting pada Printer
  • Printer yang dijual pada umumnya mempunyai empat sampai enam tabung warna yang terdiri dari komposisi CMYK. Warna-warna tersebut akan dicampur-campur untuk menghasilkan warna sesuai dengan perintah. Semakin banyak jenis warna yang dicampur, kualitas warna akan semakin baik karena range warna akan semakin komplit. Jenis teknologi printer seperti inkjet, laser, solid ink, dll juga turut menentukan kualitas hasil cetak. Setting printer juga harus disesuai dengan hasil cetak yang diinginkan. 
     
  • Kualitas Tinta Cetak
  • Jika menggunakan tinta cetak yang kurang baik, hasil cetak tentu saja kurang baik. Selain itu, warna juga mudah pudar jika disimpan dalam jangka waktu lama dan mudah luntur jika terkena air. Lagipula, tinta yang non-original berpotensi untuk merusak komponen printer. Untuk hasil terbaik, sebaiknya menggunakan tinta original yang sudah terjamin kualitasnya.

  • Kualitas Monitor
  • Tidak semua monitor bisa menampilkan range warna secara komplit, sehingga mungkin tidak bisa menampilkan warna sesuai dengan keinginan. Apalagi kalau monitornya sudah uzur, kualitas warna yang ditampilkan bisa semakin menurun.
  • Jenis Kertas
  • Beberapa kertas tidak bisa menyerap warna dengan baik, seperti art paper, sehingga membutuhkan tinta khusus untuk mencetak di atas kertas tersebut. 
     
  • Kondisi Ruangan
  • Pencahayaan ruangan di tempat kamu mendesain sangat berpengaruh pada sudut pandang terhadap suatu warna yang menyebabkan distorsi. Solusinya, kamu bisa menggunakan kalibrator untuk mengontrol stabilitas warna dengan menyesuaikan warna pada perangkat dalam kondisi pencahayaan yang telah ditetapkan.  
     
  • Resolusi Karya
  • Biasanya ketika kamu hendak menyimpan karya yang dibuat menggunakan software pasti akan ditanyakan mengenai kualitas gambar yang hendak kamu simpan. Semakin baik, maka ukuran file akan semakin besar. Itu dikarenakan dpi (dot per inch) atau jumlah kepadatan dot/titik per inchi (2, 54 cm) semakin tinggi. Standar minimal dpi untuk hasil cetak yang baik adalah 300 dpi. Semakin tinggi dpi, semakin tinggi resolusi gambar yang mampu menampilkan gambar semakin detil dan tajam.Tentu saja hal ini juga berimbas pada presisi warna yang diinginkan. (illustration from wikipedia).

    Walaupun terlihat sepele, namun untuk industri desain grafis, warna adalah unsur yang cukup vital. A picture paints a thousand word. Itulah tugas utama desainer grafis, membuat sebuah gambar bercerita. Kalau warnanya berubah, maka kemungkinan ceritanya bisa ikut berubah dan informasi yang ingin disampaikan bisa saja menjadi kabur. Masalah warna menjadi sangat vital dalam branding, di mana warna merupakan jati diri suatu perusahaan. Segala bentuk identitas dan komunikasi perusahaan menggunakan warna yang seragam. Kalau saja warnanya berubah, publik mungkin akan menilai bahwa perusahaan tidak konsisten dan membawa imbas buruk bagi citra perusahaan.

    Sebelum emosi akibat hasil cetak tidak sesuai keinginan, coba dicek dari poin-poin di atas, mana yang kira-kira menjadi sumber permasalahan. Untuk amannya, sebaiknya lakukan tes print menggunakan kertas bekas sebelum menggunakan kertas fancy yang harganya lumayan mahal. Kalau hasil cetaknya tidak sesuai keinginan, kan sayang kertasnya jadi terbuang sia-sia.

    Semoga artikel ini bisa membantu kamu dalam membuat creative portfolio. Stay tuned di blog Creativo untuk artikel tentang desain lainnya yang tak kalah menarik. Selamat berkarya!

    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    0 comments:

    Post a Comment