RSS

Jonathan Ive - Desainer di Balik Kesuksesan Apple

"Design is the most immediate, the most explicit way of defining what products become in people’s minds"
– Jonathan Ive

~ TENTANG JONATHAN IVE ~

Desainer kelahiran London, Jonathan Ive, adalah Senior Vice President of Industrial Design di perusahaan Apple. Sejak tahun 1996, Ive bertanggung jawab untuk memimpin sebuah tim desain yang dikenal secara luas sebagai salah satu tim desain terbaik di dunia dan memberikan laporannya langsung kepada CEO.

Selepas dari Politeknik Newcastle, Ive mendirikan Tangerine Design yang mendesain sisir, peralatan listrik, dan toilet. Hingga akhirnya Ive bergabung dengan Apple pada tahun 1996 pada usianya ke-29 tahun. Itu adalah pekerjaan yang berat karena saati itu adalah masa krisis Apple yang berada di ambang kebangkrutan. Pada hari kedua Steve Jobs kembali pada tahun berikutnya untuk menyelamatkan perusahaan tersebut, Ive berjanji bahwa desain industri akan dapat menyelamatkan kelangsungan perusahaan. Job segera menyadari visi Ive dan ia tahu bahwa Ive memiliki kemampuan mewujudkannya. iMac menjadi sebuah pertanda hal-hal baru mendatang bagi Apple. “Kami merasa kita berjalan makin maju," ucap Ive dekade lalu.

Ive memperoleh gelar Sarjana Seni dan gelar Doktor dari Newcastle Polytechnic. Pada tahun 2003, Ive mendapatkan penghargaan sebagai Designer of the Year dari Museum Desain London dan Royal Designer for Industry dari The Royal Society of Arts.


~ 3 KUNCI KESUKSESAN IVE ~

Perusahaan Apple sangat berhasil menunjukkan sebuah "pernikahan sukses" antara bisnis dan desain. Menurut Ive, dengan berkembangnya teknologi, berbagai fungsi akan semakin abstrak bagi konsumen sehingga arti-arti dari sebuah produk harus diterjemahkan oleh desainernya. Ive memiliki prinsip desain "simplicity, aksesibilitas, kejujuran, dan hiburan." Ive dan Steve Jobs rupanya telah menjadi pedoman bagi trend global. Hebatnya, Apple sangat melindungi proses desain mereka, bahkan sebagian besar pekerja Apple dilarang memasuki lab desain perusahaan tersebut.

Masuknya Ive ke perusahaan Apple tak lepas dari jasa Robert Brunner, mantan kepala divisi desain Apple, yang merekomendasikannya. Brunner sangat paham dampak Ive terhadap Apple dan komunitas bisnis. "Ive suka membuat barang yang sempurna," kata Brunner memaparkan poin pertama dari 3 kunci kesuksesan Ive. Kesempurnaan desain Ive – smartphone dengan layar sentuh pertama, MP3 player, dan laptop titanium pertama – telah menjadi tolok ukur perusahaan-perusahaan lain. "Tukang pipa saya bahkan berkata, 'Kami ingin mendesain shower kami layaknya iPod versi kami sendiri.' Ive memiliki kemampuan desain dengan kombinasi mental layaknya seorang pengrajin."

Kunci kedua adalah pemahaman Ive tentang desain dan manufaktur yang saling mempengaruhi. Bahkan Ive belum menyelesaikan sekolahnya sebelum dia bergabung dengan Apple. Karyanya berhasil membuat Brunner takjub karena karakter desainnya yang radikal, sangat halus, dan layak diproduksi. Ive memikirkan satu langkah di depan lainnya.

Poin terakhir, Ive mendapatkan dukungan dari pimpinannya – sebuah hal yang sulit didapatkan oleh desainer di banyak perusahaan. "Anda membutuhkan seorang CEO yang dapat menangkap dan mengerti. Seperti iPod yang merupakan perpaduan desain dengan faktor pengguna, sisi marketing, dan budaya yang sedang populer. Anda tidak akan dapat mewujudkannya tanpa koordinasi dengan perusahaan."


~ TANYA JAWAB DENGAN IVE ~

Q : Apa yang dapat membuat seseorang dapat menjadi desainer hebat?
A: Rasa ingin tahu dan ketertarikan pada sebuah kesalahan adalah rambu penting bagi langkah Anda. Anda harus berpikir “bagaimana seandainya” tapi di satu sisi Anda juga tetap harus fokus pada apa yang penting dan perlu untuk berwawasan luas, seperti sebuah kontradiksi yang harus kita navigasikan.

Q : Ketika Anda memiliki ide sebuah produk seperti iPod, apakah Anda mencoba untuk memecahkan masalah yang timbul dari ide tersebut?
A : Lebih mudah untuk tertarik pada masalah yang timbul daripada tertarik pada sebuah kesempatan yang ada. Itulah yang melatih skill seorang desainer. Bukan kewaspadaan pada masalah yang dibutuhkan melainkan bertanyalah "bagaimana bila kita melakukan ini, dikombinasikan dengan itu, apakah akan berguna?" Ini menciptakan peluang. Itulah tantangan sesungguhnya yang mengasyikkan.

"We try to solve very complicated problems without letting people know how complicated the problem was."
– Jonathan Ive

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment