RSS

Fashion Inspiration

Gambar Windi dan cerita Ivan gunawan


"Lah, cah bodo kok iso gambar apik banget..."
(Lah, anak bodoh kok bisa gambar bagus banget...)

 

Kalimat bernada keheranan itu diucapkan seorang tetangganya ketika melihat Windi menggambar. Di lingkungannya, Windi memang mendapat stigma "bodoh". Dia penyandang disabilitas intelektual. Hasil tes IQ-nya di bawah 90.


Sekilas melihat foto Windi, saya teringat beberapa orang yang disebut menyandang sindrom savant, seperti Giles Trehin atau Stephen Wiltshire yang dijuluki "The Human Camera" karena kemampuannya menggambar lanskap kota dengan detil hanya dengan sekali lihat. Sindrom savant adalah kondisi seseorang dengan kecerdasan di bawah normal, namun punya bakat khusus atau kemampuan istimewa dalam bidang tertentu. Orang pertama yang diduga memiliki sindrom savant, disebut dalam sebuah jurnal psikologi Jerman pada tahun 1751. Istilah savant sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1887 oleh J. Langdon Down, seorang dokter yang nama belakangnya dipakai untuk mendeskripsikan kondisi Down Syndrome.

Saya tidak tahu apakah Windi bisa dikategorikan sindrom savant atau bukan, tapi gambarnya memang sangat bagus menurutku. Postur anatominya pas, dan guratannya juga berkarakter.

Windi bersekolah hanya sampai kelas 3 SD. Ia tidak lanjut karena dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran. Sekarang usianya 21 tahun.

Sejak kecil Windi memang senang menggambar, tapi baru lima tahun belakangan ini ia gemar menggambar desain busana. Semua dari hasil imajinasinya dan tanpa melihat contoh desain apa pun. Selama ini, Windi menggambar di kertas biasa.

Namun menurut kawan saya,  Mbak Akhir Nurul Fairyda --yang mengirimiku foto-foto Windi ini, tahun lalu ada orang yang memberinya buku sketsa dan peralatan gambar. Mbak Fairyda adalah seorang paramedis yang sering berkeliling memberi pendampingan bagi orang-orang dengan disabilitas intelektual. Kemarin ia sempat menyambangi Windi.
...
Beberapa tahun lalu di Thailand ada seorang remaja bernama Apichet Atilattana. Ia berasal dari keluarga miskin dan tinggal di kota kecil Khon Kaen. Apichet biasa membuat desain baju dari bahan-bahan yang sekilas tak berguna, seperti dandang, panci, keranjang, botol bekas, sayuran, dedaunan, semak belukar, hingga pagar seng. Beberapa karyanya ia aplod ke Facebook. Sebagian menganggapnya lucu-lucuan. Tapi ada juga yang menganggapnya serius. Dua tahun lalu, program TV Asia's Next Top Model (ANTM) mengundangnya jadi bintang tamu dan beberapa karya desainnya dipakai oleh model ANTM.

Saya menulis ini karena berharap bisa mempertemukan Windi dengan orang yang tertarik pada bakatnya. Bisa jadi ia tak seberuntung Apichet, tapi setidaknya mungkin ada yang ingin mengiriminya buku-buku dan peralatan gambar baru agar Windi bisa terus menggambar.

Windi tinggal di Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Barangkali dekat dengan rumahmu, singgahlah menyapanya kapan-kapan. Windi senang menunjukkan gambar-gambarnya kepada siapa pun yang datang.

===

Lain windi, lain pula Ivan gunawan.  Siapa tidak kenal Ivan gunawan? Desainer papan atas saat ini. Dia bahkan mengalahkan pamor pamannya, Adjie Notonegoro yang telah lebih dahulu dikenal sebagai desainer ternama Indonesia. Hasil pencapaian Ivan gunawan bukanlah sesuatu yang instan ia peroleh. Meskipun dia adalah keponakan dari desainer terkenal, namun ia butuh waktu untuk memantapkan namanya di dunia fashion Indonesia sekaligus lepas dari bayang bayang nama besar sang paman.

Awalnya Igun, =sapaan akrabnya= hanya cinta kepada dunia fashion namun tidak memiliki keahlian di bidang itu sama sekali. Ia bahkan tidak bisa menjahit dan menggambar desain. Ia hanya memiliki citarasa seni yang tinggi dan bisa membedakan mana produk busana yang bagus, mana yang tidak. Igun memiliki ide di kepala mengenai konsep suatu busana.

Dia menempa diri kepada sang paman.  Namanya juga tidak serta merta diakui di kancah dunia fashion nusantara. Namun Igun pantang menyerah. Dia tetap menciptakan busana dengan semua keterbatasan yang ia miliki untuk orang orang terdekatnya. Penyanyi rossa yang pernah sempat menjalin hubungan dekat dengan igun, adalah orang yang percaya bahwa igun memiliki talenta di bidang fashion. Rossa sering minta dibuatkan baju untuk show nya. Pada masa itu, Rossa juga masih sama sama berjuang untuk eksis di dunia seni tarik suara. Kolaborasi keduanya jadi suatu simbiosis yang saling menguntungkan.

Seiring dengan berjalannya waktu, nama Ivan Gunawan perlahan mulai banyak dikenal orang. Dari satu program televise berlanjut dengan program lainnya. Kesuksesannya di bidang entertainment membawa berkah tersendiri baginya. Semakin dia dikenal orang, maka keahliannya  di bidang fashion juga mulai diakui. Puncaknya ketika dia didaulat menjadi komentator busana acara kontes dangdut di stasiun televisi swasta, namanya semakin berkibar di dunia fashion.

Kini, dia memiliki clothing line dengan namanya sendiri. Sukses mengikuti aneka pagelaran busana di Indonesia seperti salah satunya Jakarta Fashion Week. Memiliki butik sendiri dengan customer dari seluruh penjuru Indonesia dan dunia. Para artis berbondong-bondong minta dibuatkan busana pentas kepadanya. Tak ketinggalan kaum sosialita juga berburu busana  di  butiknya. Ivan Gunawan telah berhasil lepas dari bayang bayang nama besar sang paman. Kini bahkan pamor Ivan gunawan lebih berkibar dibandingkan Adjie Notonegoro.


Windi dan Ivan gunawan. Keduanya bertemu di salah satu acara dimana Igun sendiri menjadi host acara dan windi menjadi bintang tamunya. Windi telah mampu mengetuk hati nurani Igun dengan keterbatasan yang dia miliki sekaligus talenta yang luar biasa. Igun memberikan 1 set perlengkapan menggambar kepada windi. Tak hanya itu, hasil desain windi diwujudkan oleh Ivan gunawan dan dijual di butik Ivan gunawan. Seluruh hasil penjualan dari busana yg di desain windi akan diberikan seluruhnya kepada windi untuk membantu taraf kehidupannya.

Siapa yang bisa mengira jalannya hidup? Dari seseorang yang selalu dihina karena keterbatasannya, Windi mampu menunjukkan kepada dunia mengenai bakatnya yang terpendam.  

Dari kisah diatas ada beberapa hal yang bisa kita jadikan inspirasi yaitu :

Kekuatan Mimpi

Jangan pernah berhenti bemimpi, karena kita tidak akan tahu, kapan mimpi itu akan terwujud. Ivan Gunawan selalu percaya bahwa suatu saat dia bisa jadi seorang desainer yang terkenal. Dia percaya mimpinya dan tak pernah berhenti berusaha untuk mewujudkan mimpinya.

 Jangan Menyerah
Jika ada yang menganggap rendah dirimu dan kemampuanmu, jangan menyerah. Tidak bisa dibayangkan jika saja seorang Ivan gunawan menyerah pada masa awal perjuangannya dulu belajar . Mungkin sekarang kita tidak bisa menikmati hasil-hasil karyanya.

 Jadi diri sendiri
Windi tetap menjadi Windi. Seorang anak dengan keterbatas inteleensi namun memiliki bakat yang luar biasa. Windi tidak berusaha menjadi seperti orang lain dengan berusaha tetap melanjutkan sekolah formal. Sebaliknya dia memilih tidak melanjutkan sekolah namun menekuni dunia yang dia cintai. Saya tidak menganjurkan untuk berhenti dari sekolah formal untuk kalian yang tidak memiliki kondisi khusus seperti windi, karena bagaimanapun pendidikan formal tetap diperlukan untuk bekal di kehidupan setelah selesai masa belajar. Saya ingin menyampaikan bahwa menjadi diri sendiri itu penting karena setiap individu adalah special.

Belajarlah
Jika kalian tidak memiliki bakat dari lahir seperti windi, maka jadilah seperti ivan gunawan. Belajarlah. Carilah tempat atau sekolah yang bisa membantu mewujudkan keinginanmu. Seperti ivan gunawan yang belajar kepada pamannya yang kebetulan adalah desainer juga. Jika kamu tidak memiliki orang terdekat yang bisa mengasah cita citamu, maka carilah lembaa belajar yang bisa membantu mewujudkan anganmu.

Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kalian semua.

Salam hangat

- Vika - 
Creativo Team


Semua foto milik Mbak Akhir Nurul Fairyda. Tulisan disarikan dari status facebook dengan nama anonim dan diberi penambahan sesuai kebutuhan.

 


 












  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment