Mau jadi seorang Graphic Designer (GD)? Supaya kamu tidak salah kaprah dengan mitos-mitos yang beredar, simak fakta-fakta tentang dunia Graphic Design berikut ini!
Mitos #1:
GD?? Cuma tukang bikin gambar doank, kan?
Fakta:
Kalo cuma tukang bikin gambar, itu namanya DRAFTER, jadi klien maunya apa, drafter tinggal mewujudkan keinginan klien. Dan karena klien belum tentu mempunyai selera desain yang baik dan kadang terlalu bangga dengan produk mereka, makanya, sering kita jumpai desain-desain yang terlalu 'rame', bahkan terkesan norak, karena semua informasi (yang kebanyakan isinya membanggakan produk klien) dimasukkan, berantakan, dll. Kalau desainnya saja sudah tidak enak dilihat, apalagi menangkap informasi atau membeli produknya?
Klien minta bantuan GD karena dia sendiri kurang paham tentang desain dan membutuhkan solusi desain dari GD. Nah, untuk membuat desain tersebut, tidak cuma dari wangsit, tapi seorang GD harus mengetahui profil brand / produk klien, dari target audience / market, dll. Nah, setelah itu GD membuat konsep yang pas dengan profil tersebut, lalu setelah mendapat persetujuan klien, baru desain tersebut bisa direalisasikan.
Mitos #2:
Bisa pake photoshop, illustrator, dll sudah bisa jadi Graphic Designer
Fakta:
Wah, kalau begini nanti nasibnya jadi kayak Mitos #1, jadi drafter alias tukang gambar doang. Nggak mau kan nasib kamu jadi kayak begini?
Memang seorang GD harus menguasai photoshop, illustrator, dll, namun juga harus didampingi dengan kemampuan merancang konsep yang kuat dan out-of-the-box alias kreatif dan unik. Konsep inilah yang bakal memberikan citra dari sebuah brand/produk. Misalnya, air mineral. Walaupun isinya sama-sama air, ada orang yang lebih suka merk A atau B atau lainnya. Salah satu faktor yang membedakan adalah komunikasinya yang disampaikan. Contoh, air minum A murni menyegarkan, air minum B baik untuk kesehatan, dll. Komunikasi ini akan tergambar di packaging, logo, iklan, dll.
Mitos #3:
Graphic Designer = MaDeSu (Masa Depan Suram)
Fakta:
Kamu sadar nggak, dari kamu bangun tidur sampai tidur lagi, ratusan karya GD bersliweran di depan mata kita. Kok bisa? Tentu saja, karena semua brand dan produk membutuhkan karya GD. Kebayang nggak kalau di supermarket, semua produk bungkusnya polos warna putih, jadi bingung milihnya kan? Nah, justru itulah peran penting GD, memberi sentuhan desain yang memberikan identitas bagi brand/produk.
Seorang GD bisa bekerja di advertising agency, printing house, redaksi majalah, dan masih banyak lagi, serta juga bisa membuka usaha desain. Semua bidang kalau mau ditekuni pasti menghasilkan kok, termasuk dunia desain.
Mitos #4:
Advertising = graphic design
Fakta:
Memang dalam dunia advertising sangat membutuhkan graphic design, tapi bukan berarti advertising = graphic design! Dalam dunia advertising, selain bagian creative (seperti graphic design) juga meliputi banyak aspek lain, seperti media, account executive, account planning, dll. Peran creative adalah mengeksekusi konsep berdasarkan strategi yang dibuat oleh account planning.
Mitos #5
Graphic Design adalah jurusan 'buangan'
Fakta
Sering terdengar ungkapan, "Kalau nggak suka pelajaran hafalan dan hitungan, masuk graphic design aja. Santai, nggak perlu banyak mikir". Maka dari itu, jurusan graphic design dianggap "jurusan buangan"
Memang di jurusan graphic design tidak ada hafalan dan hitungan, tetapi itu bukan berarti kuliah grapic design itu santai dan tidak perlu mikir. Justru di graphic design kamu dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru, orisinal, dan unik. Untuk mengasah kemampuan design, perlu banyak latihan dan praktek. Makanya di kuliah graphic design akan menghadapi banyak tugas, sampai sering begadang untuk mengerjakan tugas. Kalau masuk graphic design hanya sekadar menghindari hafalan dan hitungan bisa menyerah di tengah jalan.
Bagaimana persepsi kamu soal graphic design? Siap masuk ke dunia ini? Just love it and you’ll turn every challenge becomes fun!
Fakta dan Mitos tentang Graphic Design
Welcome to CREATIVO, School of Creative Design!
Coba Anda perhatikan sekeliling Anda, kebanyakan pasti memiliki sentuhan desain, entah baju yang kamu pakai, atau website yang sedang Anda buka, dan masih banyak lagi. Memang sekarang ini desain sudah merupakan suatu kebutuhan primer bagi sebuah produk, karena tanpa sentuhan desain sebuah produk tidak akan terlihat menarik. Berkat sentuhan desain sebuah produk akan semakin menarik. Desain juga memberikan identitas suatu produk yang menjadi diferensiasi dengan produk lain. Sekarang ini sudah beredar beribu macam produk di sekitar kita, dan semuanya itu memerlukan sentuhan desain. Dan akibatnya, industri desain pun menjadi berkembang sangat pesat dan pastinya membutuhkan banyak tenaga profesional di bidang desain.
Banyak orang yang melihat masa depan yang cerah di bidang desain pun berlomba-lomba menimba ilmu di bidang desain. Hal ini direspon positif oleh banyak institusi, baik lokal maupun internasional, yang membuka jurusan desain. Pendidikan di bidang desain tidak hanya untuk kalangan muda saja, namun juga bisa dipelajari oleh para professional di bidang lain yang mau memperluas wawasan mereka.